KETIKA KAU BISA MERINGANKAN BEBAN
ORANG LAIN
Pagi
ini tidak seperti biasanya, Hendra bangun terlambat karena
semalam mengerjakan tugas sampai subuh. Dan pagi ini ia memiliki jadwal kuliah Etika sosial
tepatnya akan melaksanakan ujian akhir semester yang akan dimulai pukul 08:00
pagi. Ia siap dengan tergesa-gesa dan
berangkat dari kosnya pukul 07:40, memang jarak kampus dengan kosnya
tidak terlalu jauh normalnya kurang lebih 15 menit sudah sampai ke kampusnya. Dengan berjalan
kaki dengan cepat dan ia bisa sampai sebelum pukul 08;00 tepat. Dari Kosnya
Hendra pastikan agar berjalan dengan cepat dan tidak boleh sampai terlambat apalagi ia akan
melaksanakan ujian. Dalam perjalanan dan dengan langkah kaki yang bergerak cepat ia tidak sengaja bertemu seorang nenek yang sudah cukup lanjut
usia yang membawa dan memikul barang yang banyak dan terlihat cukup berat di tangannya. Ketika melihat nenek itu mondar-mandir yang terlihat sedang kebingungan sendirian ditempat yang
tak ada jalur angkutan, Hendra menghampiri nenek tersebut dan bertanya pada
nenek yang terlihat begitu lelah. Nenek itu menjelaskan bahwa ia hendak datang dari
kampung kesini untuk melihat anaknya tapi tersesat, Hendra menanyakan alamat anaknya
dan diberikan sepotong kertas yang menulis sebuah alamat cukup jelas. Ternyata tujuannnya nenek tidak berada di sekitar wilayah tersebut, harus dengan kendaraan 15 menit lagi untuk sampai tujuan, jika berjalan kaki cukup jauh apalagi nenek sendirian.
Dalam
hati ia berpikir apa yang harus dilakukan, membantu nenek tersebut atau segera pergi
ke kampus. Jika ia membantu nenek itu pastinya akan terlambat dan terancam tidak bisa mengikuti
ujian. Tapi jika ia pergi ke kampus saat itu maka apa yang akan terjadi dengan nenek yang posisinya sendirian dalam kondisi kebingungan ini. Diputuskan untuk membantu nenek, membantu memikul barang-barangnya nenek dan
berjalan kaki bersama mengantar nenek di tempat jalur angkutan umum berada atau di tempat pangkalan ojek. Namun belum sampai di jalur angkutan umum ada suara yang memanggil rupanya ada seorang tukang ojek yang menawarkan
jasanya. Nenek dan Hendra menghampiri orang yang memanggil tersebut di tempat pangkalan ojek yang rupanya tinggal orang itu sendiri. Hendra menjelaskan tujuan kemana nenek ini pergi dan meminta tolong
untuk mengantarnya dengan baik dan sampai tujuannya. Hendra mengeluarkan uang dan
membayarnya. Nenek memeluk dan mengucapkan terimakasih kepada Hendra dan setelah melihat nenek itu sudah pergi, Hendra cepat berlari
ke kampus.
Setiba
di kampus tepatnya di ruangan kelasnya sudah di mulai ujiannya, sebelumnya
memang sudah ada perjanjian dalam kelas yang terlambat 15 menit sudah tidak di
perkenankan untuk mengikuti kuliah, namun saat itu adalah ujian akhir semester yang tak mau Hendra lewatkan. Dengan nafas yang tergesa-gesa dan tidak
berarturan Hendra memberanikan diri untuk masuk kelas karena ia berpikir ini
adalah ujian akhir, ia berpikir untuk mencoba masuk dengan resiko mengikuti
ujian dengan waktu yang tersisa atau tidak mengikutinya sama sekali. Bukan hanya Hendra tetapi ada dua teman
lainnya yang terlamabat. Sampai di dalam kelas mereka langsung ditanyakan jam
berapa sekarang dan kenapa baru datang sekarang? Dosen meminta yang sedang
mengerjakan ujiannya tetap berfokus pada ujian dan tidak usah menghiraukan yang
datang terlambat karena semenjak ada yang terlambat fokus mereka dialihkan. Dengan
begini kalian mengganggu saja yang lain seru dosen tersebut. Mereka mulai
menjelaskan dan Hendra menjelaskan dengan jujur apa yang telah terjadi, dan
meminta untuk tetap diperkenankan mengikuti ujian dengan resiko ujian dengan
waktu yang tersisa karena ia mengakui kesalahannya datang terlambat. Dosen tersebut
mengarahkan mereka untuk mengerjakan ujiannya. Ia langsung mengerjakan dengan
serius karena semalam ia juga telah mempersiapkan diri untuk ujian hari ini.
Dosen tersebut terus memperhatikan Hendra dan Hendra tetap berfokus pada ujiannya tanpa
memperhatikan yang lainnya. Hendra habis tepat pada waktu normalnya, namun sebelum
semuanya keluar dosen mengakhiri kelas terakhirnya dengan mencontohkan kejadian
yang di alami Hendra. Kata Dosen “kita harus belajar dari teman kita Hendra, ia tidak mementingkan diri sendiri tetapi
kepetingan orang lain yang membutuhkan bantuan diutamakannya, kadang kita
terlalu sibuk dengan diri sendiri sehingga tidak peduli dengan sekitarnya,
semoga kita menjadi lebih peka dan respon pada apa yang di terjadi di sekitar kita.
Belajar etika sosial saat ini tidak hanya teori-teori saja di dalam kelas tetapi itu semua
harus di implementasikan ke dalam kehidupan kita sehari-hari".
SEMOGA BERMANFAAT...
SEMOGA BERMANFAAT...
Oleh: Vivi Hawai
No comments:
Post a Comment